Â
Pada Zaman Belanda Desa Kaliurang merupakan hutan belantara sekitar tahun 1785 Desa Kaliurang terdiri dua Padukuhan :
1)Â Â Â Â Â Padukuhan Kaliurang
2)Â Â Â Â Â Padukuhan Jrakah
Di Padukuhan Kaliurang hidup seorang bernama Ki Sangkan, menurut cerita para sesepuh Ki Sangkan Seorang pelarian dari Mataram.Pada waktu itu terjadi rawan pangan, sehingga banyak perampok, begal, kecu dan lain sebagainya. Pada suatu hari Ki Sangkan dari Mataram mengembara pada suatu tempat Dia berhenti membuat Rumbia karena lapar terus menanak nasi, karena di sekitar masih banyak perampok maka nasi yang akan dimakan oleh Ki Sangkan diambil oleh perampok hal tersebut sampai berulang kali sampai Ki Sangkan kehabisan bekal makanan sehingga sampai lapar sekali tidak ada yang di makan, sehingga dari kata Lapar sekali dalam bahasa jawa di sebut Kaliren maka lambat laun menjadi Kaliurang.
Â
Mulai tahun 1860 sampai sekarang yang menjabat Lurah/ Kepala Desa Kaliurang adalah :
1)     Tahun 1860 – 1885
R. Diporejo Lurah I salah satu keturunan dari Ki Setrodongso yang merupakan cikal bakal Padukuhan Jrakah yang dikalangan Padukuhan Jrakah sampai sekarang di sebut dengan Nama Mbah Jengkot.
Istri R. Diporejo merupakan trah dari Sri Sultan Hamengku Buana II Raja Mataram Yogyakarta pada zaman dahulu.
Â
2)     Tahun 1885 – 1914
KI Rono Leksono yang merupakan Kepala Desa Otonomi II yang bertempat tinggal di Padukuhan Kaliurang Lor Sekarang di Sebut Kaliurang Utara.
Â
3)     Tahun 1914 – 1918
Ki Rono Rejo Kepala Desa ke III
Â
4)     Tahun 1918 – 1948
R. Pademo Rejo Lurah/Kepala Desa ke IV yang sangat gigih dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran Masyarakat. Karena pada waktu itu Negeri ini masih dalam Penjajahan Belanda, maka menurut saksi hidup pada waktu itu pengairan dari Sungai Krasak di dominasi oleh Belanda yang di alirkan ke Daerah Istimewa Jogjakarta yaitu untuk kebutuhan pabrik di Medari, R. Pademo Rejo memperjuangkan sampai terjadi cek cok adu mulut dengan pihak Belanda hampir terjadi pembunuhan, dengan harapan warga Desa Kaliurang bisa Menikmati/ menggunakan Air dari Sungai Krasak tersebut. Ahirnya terjadi kesepakatan bahwa Pengairan dari hulu ( G. Merapi) sampai hilir (S. Progo) pembagian Aliran untuk irigasi kebutuhan Masyarakat DIY dan Magelang dengan bagian sama sehingga hal itu sudah di saksikan oleh Pemerintah Magelang dan DI Yogyakarta.
R. Pademo Rejo juga mempertahankan Desa Kaliurang dari Interfensi dan tekanan dari pemerintah Belanda sampai pada Era Kemerdekaan Republik Indonesia.
Â
5)     Tahun 1948 – 1989
Bapak Harjo Suwarno, Beliau meneruskan perjuangan merintis kemakmuran dan kesejahteraan Masyarakat. Memberikan Solusi kepada Pemerintah Kabupaten Magelang dengan adanya Bedhol Desa Gimbal karena ancaman Bahaya Letusan Gunung Merapi tahun 1961 yang mana Masyarakat Desa Gimbal di Transmigrasikan ke Way Jepara Lampung namun sebagian besar ada yang tidak mau sehingga nasibnya tidak menentu. Ahirnya pada tahun 1974 Warga Desa Gimbal yang tidak mau Transmigrasi daerah pemukimannya di turunkan ± 600 M ke Selatan yang selanjutnya berintegrasi menyatakan masuk warga Desa Kaliurang dengan segala bentuk penyesuaiannya.
Membuka Pembangunan Physik dan Non physik dengan program P2WKSS.
Â
6)     Tahun 1989 – 2007
Bapak Suharno S.Sos, Beliau adalah Putra dari Bapak Harjo Suwarno, beliau sangat gigih meneruskan perjuangan Ayahnya demi masyarakat Desa Kaliurang agar lebih makmur dan sejahtera.
Tahun 1990 Beliau merintis pembangunan Physik Jalan tembus dari Dusun Jrakah – Dukuh Sempu Wonokerto Turi Sleman Yogyakarta bekerja sama dengan Promer ( Proyek Merapi ) Yogyakarta, sehingga jalan dari Desa Kamongan – Jrakah – Sempu jadi jalan PU.
Tahun 1993 Mengupayakan Program listrik masuk Desa kaliurang yang sampai sekarang dapat dimanfaatkan masyrakat Desa Kaliurang.
Tahun 1999 Mengupayakan untuk meningkatnya kesejahteraan masyarakat Desa Kaliurang dengan memanfaatkan tanah Exs Gimbal dan Brubuan yang ditinggal transmigrasi tahun 1961.
Sehingga pada tanggal 17 pebruari 2000 terjadi kesepakatan dan Penyerahan Tanah Exs Brubuan dan Gimbal kepada Pemerintah Desa Kaliurang dengan Akte Notaris Kunsri Hastuti SH. Magelang.
Tahun 2000-2005 Melaksanakan Pembangunan pengaspalan jalan Desa secara berurutan dari Dusun yang satu ke Dusun yang lain dengan cara memberdayakan Swadaya Masyarakat dan menggunakan Dana ADD maupun dari bantuan / Donatur lainnya sehingga tercapai jalan Fital se-desa Kaliurang menjadi Jalan beraspal
           Tahun 2005 Mengupayakan Kantor dan Balai Desa baru untuk peningkatan dan kenyamanan pelayanan Perangkat Desa dengan Masyrakat juga di lengkapi Gedung serba guna.
Ahirnya rencana pembangunan gedung serba guna tersebut menjadi gedung TITIK KUMPUL karena hasil kajian penggalian masalah oleh masyarakat Desa Kaliurang untuk sebagian kesiap siagaan tindakan Pengurangan Resiko Bencana Letusan G. Merapi.
Kantor dan Balai Desa sekarang sudah terealisasi 85Ún sudah di Fungsikan sebagai tempat Pelayanan masyarakat, pembangunan gedung TITIK KUMPUL sudah di mulai tahun 2010 sampai sekarang masih dalam pengerjaan.
7)     Tahun 2007 – Sekarang
Ibu Kiptiyah A.Ma, Beliau adalah istri dari Bapak Suharno S.Sos.
Beliau juga meneruskan perjuangan pendahulunya yaitu untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Desa Kaliurang.